Bangsa Sapi Potong Tropis
Bangsa sapi potong tropis adalah bangsa sapi potong yang berasal dari belahan dunia beriklim tropis. Bos indicus (sapi bangsa Zebu) merupakan bangsa sapi potong berponok dari daerah tropis di Asia yang kita kenal sekarang ini. Bangsa sapi potong tropis merupakan salah satu bangsa yang menjadi bibit sapi potong. Bibit ternak merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan sapi potong, selain faktor pakan, perkandangan, penyakit, limbah dan penanganan panen. Ciri-ciri umum bangsa sapi potong tropis adalah sebagai berikut :
- Umumnya berponok disebut juga istilah berkelasa, walaupun ada yang tidak berponok.
- Pada bagian ujung telinga meruncing, kepala panjang dengan dahi sempit.
- Kulit longgar dan tipis (5-6 mm), Kelenjar keringat besar.
- Timbunan lemak rendah.
- Garis punggung bagian tengah berbentuk cekung dan bagian tunggingnya miring.
- Bahu pendek, halus dan rata.
- Kakinya panjang sehingga bergerak lincah.
- Lambat dewasa, rata-rata berat maksimal 250-650 kg dapat dicapai pada umur 5 tahun.
- Bentuk tubuh sempit dan kecil.
- Ambing kecil. dan produksi susu rendah.
- Tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.
- Kadar air yang terkandung dalam kotoran rendah.
- Toleran berbagai jenis pakan sederhana yang kandungan serat kasar tinggi.
- Tahan terhadap gigitan nyamuk dan caplak.
Bangsa sapi potong tropis yang dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia adalah : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Aceh, Sapi Ongole, sapi Peranakan Ongole, SapiBrahman.
Bangsa sapi potong tropis yang dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia adalah : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Aceh, Sapi Ongole, sapi Peranakan Ongole, SapiBrahman.
Sapi Bali
Sapi Bali, adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari banteng (Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali merupakan salah satu plasma nutfah ternak yang ada di Indonesia serta menjadi bagian penting dalam sistem pertanian terpadu dalam kehidupan peternakan rakyat. Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi indegenous Indonesia yang berasal dari Bali yang hingga saat ini telah menyebar hampir ke seluruh daerah di Indonesia bahkan sampai di luar negeri seperti Malaysia, Filipina dan Australia dan mempunyai konstribusi yang cukup besar dalam pemenuhan daging di Indonesia. Sapi Bali memiliki produktivitas yang tinggi.
Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 %. Ciri fisik sapi Bali : 1) Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam saat dewasa ; 2) Ada warna pu-tih dengan batas yang jelas pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki bawah mulai tarsus dan carpus ; 3) Mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis hitam yang jelas pada bagian atas punggung (4) Sapi Bali ini merupakan sapi lokal yang memiliki tipe pedaging karena persentase karkas dapat mencapai 56,9 %. 5) Baik sapi bali jantan maupun beina memiliki tanduk.
Sapi Madura
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak. Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Sapi Madura adalah salah satu sapi asli Indonesia. Sapi Madura berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus.
Ciri-ciri punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus.
Ciri-ciri punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus.
Sapi Aceh
Sapi Ongole
Sapi Ongole sapi potong impor berasal dari India, dibudidayakan di Indonesia secara murni di pulau Sumba, sapi ini dikenal pula sebagai sapi Sumba Ongole. Pada perkembangannya selain di pulau Sumba, saat ini sapi Ongole telah tersebar di Sulawesi Utara, Kalimantan dan Jawa. Di pulau Jawa, sapi ini dikenal sebagai sapi Benggala. Bangsa sapi yang dikenal di Eropa sebagai sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : Pertambahan Berat Badan (PBB) bisa mencapai 0,47 kg – 0,81 kg per hari, Berat Badan jantan dewasa rata-rata 550 kg – 600 kg dan betina 350 kg – 450 kg, Tahan terhadap panas dan parasit, Daya hidup pedet sangat baik, Daya produksi yang baik dalam kondisi jelek, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak .
Ciri – ciri fisik sapi ongole adalah 1) Bulu berwarna variasi setelah berumur 1 tahun dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranye kekelabuan, dimana pada leher, ponok dan kepala sapi jantan berwarna putih keabu-abuan serta lututnya berwarna hitam. 2) Anak sapi yang baru lahir sering berwarna cokelat, kepala berukuran panjang, telinga sedang agak menggantung. 3) Tanduk berukuran pendek pada jantan dan berukuran lebih panjang pada betina. 4) Ponok bulat dan besar. 5) Gelambir lebar dan menggantung serta berlipat-lipat mulai dari leher melalui perut sampai dengan ambing atau tali pusar. 6)Tinggi badan dapat mencapai 150 cm pada jantan dan 135 cm pada betina 7) Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,4-0,6 kg/ hari dengan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,28 kg/hr. 8) Adanya warna hitam yang mengelilingi lubang mata yang biasa disebut cicin mata.
Sapi Peranakan Ongole
Sapi Peranakan Ongole atau sapi PO adalah sapi potong hasil grading up, sapi lokal setempat dengan sapi Ongole. Pada perkembangannya sapi ini banyak ditemukan di Grobogan, Wonogiri dan Gunung Kidul (Jawa Tengah), di Magetan, Nganjuk dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta di Aceh dan Tapanuli Selatan. Bangsa sapi yang diyakini populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : – BB dewasa mencapai 584 kg – 600 kg, masa fattening 3 bulan – 5 bulan, PBB 0,8 kg – 1 kg, persentase karkas 45%, tahan terhadap panas dan parasit, mampu berproduksi dengan baik dalam kondisi jelek, daya hidup pedet sangat baik, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak
Sapi Brahman
Sapi Brahman (sapi pedaging) impor, berasal dari India dan berkembang dengan sangat baik di Amerika Serikat, sehingga dikenal pula sebagai sapi American Brahman.Pada perkembangannya sapi Brahman telah tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Australia dan Indonesia. Bangsa sapi yang termasuk sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : masa fattening 3 bulan – 4 bulan, PBB bisa mencapai 0,83 kg – 1,5 kg per hari, bahkan ada juga yang menyebut dapat 1,5 kg – 2 kg per hari, BB jantan dewasa mencapai 800 kg dan betina 550 kg, persentase karkas 48,6% – 54,2%, tingkat fertilitas yang tinggi, mampu tumbuh sama baiknya di daerah tropis dan subtropis, mampu tumbuh cepat di daerah yang kurang subur dengan pakan yang sederhana, tahan terhadap panas dan parasit, bobot pascasapih dan daya hidup pedet yang baik
Bangsa Sapi Potong Sub Tropis
Bangsa sapi potong subtropis (Bos taurus) adalah bangsa sapi potong yang berasal dari kawasan beriklim subtropis. Ciri-ciri umum bangsa sapi pedaging subtropis adalah sebagai berikut : 1) Tidak berponok (tidak berkelasa), Ujung telinga berbentuk tumpul/bulat. 2) Kepala pendek dengan dahi yang lebar, Kulit tebal (7-8 mm). 3) Timbunan lemak sapi dewasa cukup tebal, Garis punggung lurus & rata. 4) Tulang pinggang lebar & menonjol keluar, Rongga dada berkembang baik. 5) Bulu panjang dan kasar, Kaki pendek sehingga bergerak lambat. 6) Cepat dewasa ditandai oleh pertumbuhan maksimal pada umur 4 tahun. 6) Tidak tahan pada suhu tinggi, Relatif banyak minum, Kotorannya basah. 7) Sapi dewasa tumbuh besar, dimana jantan dapat mencapai 900 kg.
Adapun beberapa bangsa sapi potong subtropis yang sudah dikenal sebagai bibit sapi potong di kalangan masyarakat peternakan Indonesia adalah : 1) Sapi Shorthorn 2) Sapi Hereford 3) Sapi Charolais 4) Sapi Aberdeen Angus 5) Sapi Simmental 6) Sapi Limousin.
Sapi Shorthorn
Sapi Shorthorn adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi yang termasuk sapi terberat di antara bangsa sapi yang berasal dari Inggris ini dapat mencapai bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu bangsa sapi potong subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.
Ciri-ciri fisik Sapi Shorthorn : 1)Tubuh besar dan kompak berbentuk segi empat atau bujur sangkar. 2)Badan rata pada sisinya. 3) Punggung berbentuk garis lurus sampai pangkal ekor. 4) Kepala pendek dan lebar 5) Tanduk pendek menjurus ke samping dan berujung melengkung ke depan. 6) Bulu berwarna merah muda atau merah tua atau kombinasi merah putih atau kombinasi merah kelabu.
Sapi Hereford
Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle adalah sapi potong impor yang berasal dari Herefordshire, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford banyak dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan. Bangsa sapi yang sangat baik jika digemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya yang baik ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1) Mutu daging sangat baik 2) Daya adaptasi tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu rendah 3) Pakan sederhana 4) BB jantan dewasa rata-rata 850 kg dan 650 kg pada betina. Ciri-ciri fisik Sapi Hereford : 1)Tubuh rendah, tegap dan berurat daging padat 2) Punggung lebar dan rata 3)Bulu berwarna merah, dimana pada bagian muka, dada, sisi badan, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batas lutut berwarna putih.
Sapi Charolais
Sapi Charolais adalah sapi potong import yang berasal dari Perancis, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yang didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi Brahman dan sapi lainnya ini memiliki bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg pada betina.
Ciri-ciri fisik sapi Charolais : 1) Tubuh berpostur besar, padat dan kasar 2) Bulu berwarna krem muda atau keputih-putihan. 3) Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut. 4) Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk. 5) Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat mencapai 45 kg dan berat sapih dapat mencapai 275 kg.6) Tergolong sapi yang berukuran besar, dengan berat badan yang dicapai 1200 kg untuk yang jantan dan mencapai 750 kg untuk yang betina.7) Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat dicapai 1,5-1,6 kg.8) Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas dan dingin.
Bangsa sapi charolais ini di Indonesia dikembangkan di daerah kabupaten Banjarnegara dengan hasil silangnya (keturunannya) dapat memiliki ADG sebesar 0,71 kg/hari. Sapi Charolais merupakan salah satu bangsa sapi pedaging subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi pedaging.
Sapi Aberdeen Angus
Sapi ini termasuk kedalam sapi potong dengan bentuk tubuh yang panjang dan kompak, karkasnya menghasilkan daging yang sangat baik mutunya dan terkenal terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam daging. Sapi Aberdeen Angus adalah sapi potong impor yang berasal dari Skotlandia, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi potong ini didatangkan ke Indonesia sejak tahun 1973, memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1)Pertumbuhan cepat dan serasi 2) Mampu tumbuh dengan pakan yang sederhana 3) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini) 4) Karkas bermutu tinggi dengan persentase yang tinggi jika dipotong pada umur 2,5 tahun 5) Daging tebal dan empuk pada umur 18 bulan 6) bobot badan dewasa rata-rata 900 kg pada jantan dan 700 kg pada betina. Adapun ciri-ciri fisik yang menandakan sapi Aberdeen Angus ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini : 1) Tubuh rata, lebar dalam dan pendek berbentuk panjang dan kompak seperti balok. 2) Bulu panjang, keriting dan halus berwarna hitam, kadang-kadang ditemui warna putih pada bagian bawah di belakang pusar 3)Tidak bertanduk
Sapi Simmental
Sapi Limousin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar atau saran